PI: Agus Budiawan Naro Putra, S.Pi., M.Agr., Ph.D.
Team Member: To Be Added
External Collaborators: To Be Added
Students Involvement:
To Be Added
Project Description:
Secara global, penyakit kulit adalah penyebab utama ke-4 dari beban nonfatal yang dinyatakan sebagai hilangnya tahun karena kecacatan (diekspresikan sebagai disability-adjusted life years) pada tahun 2010. Masalah kulit juga menjadi penyebab utama ke-18 dari beban kesehatan di seluruh dunia. Selain itu, infeksi kulit merupakan penyakit yang kerap dihadapi oleh penduduk yang berdomisili di wilayah beriklim tropis, seperti di Indonesia. Diantara bakteri penyebab infeksi kulit, seperti folliculitis, adalah Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, dan Staphylococcus epidermidis. Pada umumnya, pengobatan yang kerap dilakukan terhadap infeksi kulit oleh bakteri patogen adalah dengan cara pengobatan topikal berbahan kimia sintetik yang terkadang memiliki efek samping seperti efek sitotoksik terhadap sel fibroblas. Oleh karena itu, untuk mendukung kesuksesan agenda nasional dalam (1) mengurangi ketergantungan bahan baku obat terhadap produk impor; (2) mencari obat tradisional lokal yang baru dan aman untuk penyakit infeksi; dan dalam upaya (3) memanfaatkan sumberdaya alam dan biodiversitas Indonesia yang kaya, maka penelitian ini difokuskan pada eksplorasi bioaktivitas antibakteri patogen kulit dari ekstrak kulit buah kakao (cacao pod husk) Theobroma cacao L. Kulit buah kakao merupakan sumber limbah yang potensial untuk dimanfaatkan kembali sebagai produk kesehatan. Terdapat lebih dari 500 jenis senyawa kimia yang berbeda pada kulit kakao. Beberapa diantaranya telah diteliti dan berpotensi sebagai antioksidan, anti-karsinogenik, imunomodulator, vasodilatasi, analgesik, dan memiliki aktivitas antimikroba. Terkait hal ini, tim peneliti akan menggunakan kulit buah kakao dari 5 varietas yang berbeda yang tumbuh di Indonesia, antara lain TSH 858, ICS 60, ICCRI 04, SULAWESI 1, dan MCC 02 . Kelima varietas tersebut didapatkan dari penelitian yang telah tim peneliti lakukan sebelumnya. Setelah didapatkan ekstrak kulit buah kakao yang memiliki aktivitas antibakteri yang baik, maka selanjutnya akan dilakukan pengembangan produk topical liposome gel yang aman dan nyaman digunakan untuk mengobati infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri patogen tersebut diatas. Pembuatan topical liposome gel berbahan kulit kakao merupakan hal baru. Formulasi gel topikal tersebut diyakini dapat meningkatkan stabilitas, memiliki kemampuan absorpsi lebih baik, dan meningkatkan bioavailabilitas dibandingkan formulasi topikal lainnya.